Sunday, October 10, 2010

E-CODE - HATI-HATI BILA MEMBELI MAKANAN

Mengamati Label Makanan:

...Bahan tersebut bisa dihasilkan dari hidrolisis lemak nabati atau lemak hewani. Nah, di sinilah diperlukan penelusuran lebih lanjut, jika berasal dari hewani, apakah hewan yang digunakan halal atau haram? Dan jika hewan halal, apakah disembelih secara islami atau tidak? Berbagai pertanyaan tersebut harus dipecahkan secara tuntas sebelum menentukan halal atau haramnya makanan 

·         Dalam sebuah bungkusan sup sayuran tertulis ingredient sebagai berikut: sayuran, tepung kacang, pati, tepung terigu, garam, lemak nabati, protein nabati terhidrolisis, emulsifier E311, E481, mie, bahan perasa (MSG), bahan aroma, bahan pewarna E150, pengawet E220 dan antioksidan E230. Bahan-bahan yang sudah lazim tentunya tidak perlu dipertanyakan lagi. Misalnya sayuran segar, kacang, pati, dan tepung terigu. Namun yang menjadi masalah adalah bahan-bahan yang belum jelas, seperti emulsifier, bahan perwarna dan antioksidan. Apalagi dicantumkan dengan kode E yang tidak semua orang mengerti.

·         Memang dalam dunia industri modern seperti sekarang ini, seringkali makanan olahan mencantumkan komposisi bahan-bahannya dalam bentuk kode-kode. Salah satu kode yang populer dipakai di kawasan Eropah, namun kini juga berlaku secara internasional adalah kode E. Kode ini ditulis dengan mencantumkan angka tertentu di belakang huruf E kapital. Masing-masing memiliki spesifikasi khusus yang hanya bisa dimengerti oleh orang-orang tertentu. Konsumer biasanya tidak faham makna kode-kode tersebut. Lalu apa makna kode-kode tersebut bagi konsumen awam?

·         Beberapa bahan dengan kode E ini dicurigai berasal dari bahan-bahan haram. Biasanya yang mencurigakan adalah yang berasal dari hewan. Misalnya pada kemasan tertulis bahan dengan kode E471. Kode ini adalah kode untuk emulsifier yang dibuat dari gliserol dan/atau asam lemak. Bisa dari mono, di dan tri gliserida. Bahan tersebut bisa dihasilkan dari hidrolisis lemak nabati atau lemak hewani. Nah, di sinilah diperlukan penelusuran lebih lanjut, jika berasal dari hewani, apakah hewan yang digunakan halal atau haram? Dan jika hewan halal, apakah disembelih secara islami atau tidak? 

     Berbagai pertanyaan tersebut harus dipecahkan secara tuntas sebelum menentukan halal atau haramnya makanan. Bagi konsumen, tidak ada salahnya mengetahui sebagian kode E yang sering dijumpai pada makanan olahan.

·         Rajah berikut ini menyajikan berbagai contoh kode E yang sering digunakan dalam makanan olahan, dan dicurigai berasal dari produk hewani dan bahan haram lainnya.
Nama dan Kode
Asal Pembuatan
Kegunaan/Fungsi
Contoh produk
Potassium Nitrat (E252)
Limbah hewan dan sayuran
Pengawet (c. Botalinum) kuring warna daging
Sosis, Ham/Shinken
L-(+)-asam tartat (E334)
Kebanyakan sebagai hasil samping industri wine
Antioksidan (pemberi rasa asam)
Susu beku, jelly, bakery, minuman, tepung flavour, wine
Turunan asam tartat (E335-E337, E353 (E334))
Dapat berasal dari hasil samping wine
Antioksidan, buffer, emulsifier
Susu beku, jelly, bakery, minuman, tepung flavour, wine
Niasin (Vit. B) (E375)
Yeast, hati, beras, daging
Pelarut flavour, menjaga kelembaban (humectant), plasticizer dan packaging
Roti, tepung, breakfast cereal
Gliserol/gliser (E422)
Hasil samping pembuatan sabun, lilin dan asam lemak dari minyak/lemak (dapat berasal dari lemak hewani)
Emulsifier, stabilizer, anti busa
Liqueures coating for meat and chees, cake, minuman, desserts
Asam lemak dan turunannya (E430, E431, E433-E436)
Dapat berasal dari hasil turunan hidrolisis lemak hewani
Emulsifier, stabilizer, thickening agent, coating agent, plasticizer, surface active agent
Produk roti & cake, doughnuts, produk susu: es krim, dessert beku, minuman
Emulsifier yang dibuat dari gliserol dan/atau asam lemak (E470-E495)
Dapat berasala dari hasil hidrolisis lemak hewani untuk menghasilkan gliserol dan asam lemak
Anti cacking agent, mineral supplement
Snack, margarin, dessert, coklat, cake, pudding
Edible bone phosphate (E542)
Tulang hewan
Anti cacking agent
Makan supplement
Asam stearat E570 dan turunannya E572
Dapat dibuat dari lemak hewan, tetapi secara komersial dibuat secara sintetik
Improving agent for flour, flavour (khususnya flavour ayam)

L-Cysteinne E920
Dari bulu hewan (di Cina dari manusia)
Pemberi flavour)
Tepung dan produk roti, bumbu/flavour
Inosine 5-Phosphate E631 (Na-Iosinat), E635 (dari E631)
Diisolasi dari sardine/tuna
Pemberi cita rasa
Snack, ham, sosis
Wine vinegar dan malt vinegar
Masing-masing dibuat dan wine dan bir

Bumbu/saus/salad
·         Potassium nitrat (E252) merupakan bahan pengawet produk-produk daging seperti sosis, burger, daging giling, dan aneka produk daging lainnya. Juga berfungsi sebagai bahan pewarna daging dan berguna dalam proses kuring. Kuring adalah pemasukan garam dan bumbu-bumbu lainnya ke dalam daging dengan cara injeksi
.
·         Asam tartarat adalah antioksidan dan pemberi citarasa asam pada produk-produk susu, roti, minuman, tepung telur dan produk minuman beralkohol. Bahan ini kebanyakan berasal dari industri minuman keras (wine) sebagai hasil samping. Komponen yang sering ditakutkan dalam bahan ini adalah kandungan alkohol yang mungkin masih ada dari proses pembuatan wine
.
·         Niasin, lebih populer dengan istilah vitamin B, sering digunakan dalam produk makanan dengan kode E375. Vitamin ini banyak dipakai pelindung warna atau sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan kandungan vitamin B pada roti, tepung dan produk cereal. Sumber niasin bisa berasal dari ragi (yeast), hati, beras, daging dan lain-lain. Perlu ditelusuri, jika berasal dari daging atau hati , hewan apa yang menjadi asal-usulnya.

·         Asam lemak dan turunannya banyak dipakai dalam industri makanan. Fungsinya antara lain sebagai emulsifier (pembentuk emulsi antara lemak dan air), stabilizer (menstabilkan susunan fisik makanan), pelembut, pelapis, pembentuk strukstur plastis, anti busa dan sebagainya. Bahan ini banyak sekali jenisnya, umumnya berasal dari lemak, bisa dari lemak nabati dan hewani.

·         Edible bone phosphate (fosfat yang berasal dari tulang) dengan kode E542 sering digunakan sebagai penambah mineral pada bahan makanan suplemen. Bahan ini berasal dari tulang hewan. Kebanyakan tulang yang digunakan adalah hasil samping dari pemotongan hewan.

·         Secara umum, kode-kode E yang sering digunakan dalam makanan perlu mendapatkan penjelasan lanjutan, apakah bahan yang dipakai berasal bahan haram ataukah tidak. Dengan demikian perlu kiranya menambah kode E yang sudah ada dengan keterangan lain yang dapat dipercaya dan bisa memberikan gambaran status kehalalannya, agar konsumer tidak bingung lagi.
·         Whd, Zn (Sumber: E for Additive)


Ruj: Majleis Ulama Indonesia, JAKIM, International Islamic Halal Body UK

2 comments: